My Links

Kamis, 09 Juni 2011

The Coach : Jackson F Tiago


Meraih sukses di negeri orang. Itulah kata singkat untuk Jacksen F. Tiago dari Brasil. Tak percuma ia terbang jauh ke Indonesia untuk melanjutkan karirnya sebagai pesepakbola.Selama berkiprah 14 tahun berkiprah di Liga Indonesia (LI), ia mendapatkan segala-galanya sebagai pemain: juara (bersama Persebaya Surabaya), runner-up (Petrokimia Putra dan PSM Ujung pandang), gelar Top Skorer (LI III). Dan, sebagai pelatih, ia sukses mengantarkan klub Assyabaab menjuarai Kompetisi Persebaya dan membawa Persebaya kembali ke Divisi Utama Liga Bank Mandiri 2004.

Petrokimia Gresik menjadi pelabuhan pertama Jacksen di Indonesia pada musim 1994/1995. Petrokimia hanya menjadi runner-up, Jacksen F Tiago pemain asal Brasil ini harus kembali gigit jari karena gol kemenagannya di rampas wasit di partai Final. Setahun dikota pudak itu, Jacksen lalu bergabung di PSM Makasar.Tetapi, sayangnya dia hanya juga sanggup mengantar PSM sebagai runner up.

Baru di tahun 1996/97, akhirnya Jacksen F Tiago berhasil merasakan gelar juara ligina, kali ini bersama Persebaya Surabaya dengan dream teamnya, ia pun berhasil membalas kekalahannya dari Bandung Raya saat itu bernama Mastrans Bandung Raya (MBR). Jacksen pun menyabet sepatu emas dengan torehan 26 gol.

Jacksen datang di Indonesia bermula dari ketidaksengajaan,yg terjadi akibat sebuah penipuan.Sebenarnya Jacksen akan bermain di Malaysia,dan kenyataanya malah bermain di Indonesia,dan penipuan ini dilakukan oleh agen FIFA,Angel Lonita. Awalnya saya berat bermain di Indonesia.Tapi saya seorang petarung,saya tidak ingin kalah oleh keadaan,tegasnya. Semangat itu membuahkan hasil dan Jacksen menuai kesuksesan.Sebagai pemain,sepak terjangnya tentu tidak bisa kita lupakan.Sebagai pelatih,dia pun layak dicap sebagai arsitek papan atas di LIGINA.Setelah gantung sepatu pada tahun 2002,beberapa klub sudah merasakan sentuhan tangannya.Selain Persebaya,masih ada Persita,Persiter,Peraitara dan Persipura.

Kunci sukses Jacksen adalah kemauannya untuk melebur dan memasuki budaya di sekitarnya. Tak heran, kalau ia tak sekadar fasih berbahasa Indonesia tapi juga bahasa Jawa dialek Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya. Komunikasi dan diskusi -dengan pemain, asisten pelatih, pengamat, dan suporter- memang menjadi bagian penting dari program Jacksen untuk menambah wawasannya sebagai pelatih sepakbola di tanah air. Keberhasilan pelatih Jacksen F. Tiago dalam membawa Persipura Jayapura memuncaki klasemen sementara Liga Super Indonesia juga, sempat mendapat apresiasi dari pers terkemuka di Brasil, Trivela.Salah satu tabloid olahraga terkenal di negara "Samba" itu memuat profil Jacksen dan mengupas habis profil Persipura serta dirinya selama di Indonesia baik sebagai pemain maupun pelatih.

Bahkan Kata Jacksen isi berita tabloid olaraga tersebut mencatumkan judul bahwa tahun 2010 adalah ulang tahun Persipura yang ke-60, dan diberi judul “Tiada Kado yang Special”, yang digambarkan obsesi tim berjuluk "Mutiara Hitam" itu menembus Liga Champion Asia bersama Jacksen F Tiago.

Rabu, 08 Juni 2011

PERSIPURA JAYAPURA : Kunci Gelar Juara ISL 2010/2011 di Samarinda

Persipura Jayapura memastikan diri menjadi juara Liga Super Indonesia (ISL) 2010-2011. Status itu Tim Mutiara Hitam setelah menaklukkan tuan rumah Persisam Samarinda 2-1 di Stadion Segiri, Rabu 8 Juni 2011.
Dengan kemenangan penting ini, maka Persipura mengantongi total 55 poin dari 25 laga yang telah dijalani. Jumlah ini berselisih 10 poin dari pesaing terdekat Persija Jakarta yang baru mengoleksi 45 poin. Dengan tiga laga tersisa, maka tertutup kemungkinan poin Persipura dilampaui Persija.

Dalam laga penentuan tersebut, Persipura harus bersusah payah meladeni perlawanan sengit Persisam yang menghuni peringkat 6 klasemen sementara ISL. Gawang Persipura kebobolan terlebih dahulu oleh tendangan gelandang Persisam, Fandy Mochtar di menit ke-22. Persipura baru membalas di menit 34 melalui tendangan bebas Ortizan Solossa.

Di babak kedua, kedua kubu menampilkan permainan terbuka. Dengan sama-sama mengusung formasi 4-4-2, Persisam dan Persipura tidak takut melakukan jual beli serangan.

Peluang emas pertama didapat Persipura di menit-63. Namun, tendangan keras Boaz Solossa dari luar kotak penalti hanya membentur tiang kanan gawang.

Satu menit kemudian, giliran Persisam mengancam gawang Persipura melalui kemelut di kotak penalti. Namun, sundulan gelandang Persisam, Ahmad Sembiring hanya menghantam mistar gawang.

Kebuntuan akhirnya berhasil dipecahkan pasukan Jacksen Ferreira Tiago di menit ke-70. Sodoran bola dari Stevie Bonsapia disambut dengan tendangan keras Boaz dari sisi kanan gawang Persisam.
Bola sempat ditepis kiper Persisam, Wawan Hendrawan, namun bola malah mengarah ke ruang kosong. Titus Bonay yang tidak terkawal dengan mudah melesakkan bola ke gawang yang sudah tidak terjaga. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Persipura.

Persisam yang coba mengejar ketertinggalan tidak mampu membalas. Hingga babak kedua berakhir, skor pun tidak berubah 2-1 untuk Persipura sekaligus mengunci gelar juara ISL musim ini.

Susunan Pemain
Persisam: Wawan Hendrawan (GK), Saeful Lewenusa, Tsimi Jacques Joel, M Roby, Djayusman Triasdi, Ronald Fagundez, I Wayan Mudana, Ahmad Sembiring, Fandy Mochtar, Pavel Solomin, Choi Dong Soo

Persipura: Ferdiansyah (GK), Ortisan Solossa, Ricardo Salampessy, Yohanis Tjoe, Ian Louis Kabes, Rahmat Rivai, Christian David Uron, Stevie Bonsapia, Yustinus Pae, Boaz Solossa, Titus Bonay

The Captain : Boaz Solossa


Berposisi sebagai penyerang kiri, ia sudah membuat 20 gol sepanjang musim ini. Kapten dan icon Persipura Jayapura ini terkenal dengan kemampuannya dalam mengontrol bola, tendangan kaki kiri yang keras, akurasi kaki kiri dan kaki kanan yang baik, kecepatan, dribbling, visi penyerangan, dan naluri dalam mencetak gol.

Penampilan Boaz saat Indonesia berhadapan dengan Uruguay 16 oktober 2010 rupanya memikat beberapa klub level dunia untuk merekrutnya. Adalah Cesena, tim Serie A Italia dan VVV-Venlo, klub eradivisie Belanda. Dia punya bakat, tapi tidak di tempat yang tepat, Dia akan menjadi penyerang buas. kata pelatih Cesena, Massimo Ficcadenti. Jika berhasil menjadi personel terbaru klub VVV-Venlo, Boaz minimal akan mendapat gaji sekitar 4 ribu euro atau Rp 44 juta per pekan, yang disesuaikan dengan standar gaji pemain asing di VVV-Venlo.
Artinya, dalam sebulan Bochi dapat mengantongi uang Rp 176 juta, dan setahun sekitar Rp 2,112 miliar. Angka ini tentunya jauh lebih tinggi dibanding gaji di klubnya sekarang, Persipura Jayapura. Uang itu belum termasuk bonus penampilan dan bonus gol, yang bila bermain stabil, paling tidak dalam setahun Boaz akan memperoleh pendapatan lebih dari Rp 3,5 miliar.
Nilai tersebut menjadi patokan minimal yang didapat oleh Maya Yoshida, bek VVV-Venlo asal Jepang, yang baru masuk pada musim 2010 ini. Sebelumnya, di situs rnw.nl, seorang agen pemain Ruud Voll, menyebutkan, pihaknya sudah menyambungkan Boaz dan Venlo. Rudy --panggilan Ruud Voll, merupakan pria keturunan Toraja, Sulawesi Selatan, yang bermukim di Amsterdam, Belanda." VVV sedang mempelajari track record dan video. Termasuk penampilan Boaz Solossa yang membuat mata dunia terbuka, ketika menerobos sisi kiri pertahanan Timnas Uruguay dan mengelabui kiper Juan Castilo, 16 Oktober tahun lalu. Dia sangat trengginas, dan memiliki insting seorang pembunuh. Saya yakin Boaz akan mendapat kesempatan karena Venlo sedang membutuhkan goal getter seperti Boaz," ujar Rudy di rnw.nl, Rabu (26/1).
Rudy yakin, kemampuan Boaz tak kalah dengan dua pemain Asia eks Venlo yang sudah berkembang menjadi pemain Eropa, yakni Keisuke Honda dan Nordin Amrabat. Ia menceritakan, awalnya Honda datang ke VVV pada 2008 sebagai pemain biasa dan setahun kemudian direkrut CSKA Moskow sebagai bintang.
Di sisi lain, Rudy yakin, VVV-Venlo bisa menjadi jembatan positif bagi Boaz untuk menapak zona Eropa. "Dia akan mendapat pendidikan yang sangat baik, saya tidak heran kalau Boaz bisa loncat dari Venlo ke Ajax Amsterdam atau bahkan ke Liga Spanyol," kata Rudy.

Di tengah kariernya sedang menanjak, ia pernah mengalami cedera serius yang membuatnya nyaris melupakan sepakbola untuk selamanya. Cedera patah kaki kanan saat tampil membela Tim Nasional Indonesia melawan Tim Nasional Hong Kong di ajang internasional memang hampir saja membunuh karier bermain sepakbolanya. Hampir setahun ia tidak bisa bermain, namun Persipura tetap mendukung Bochi dalam masa-masa terberatnya. Dukungan dan rasa kekeluargaan dari Persipura inilah yang membuat Bochi berat untuk meninggalkan Persipura.

Ketika banyak tawaran dari klub-klub dunia yang barangkali sulit didapatkan pemain indonesia lainnya, Bochi sampai saat ini masih memilih Persipura. Klub yang dibelanya sejak 2005. Rasa cintanya pada Persipura dan tanah Papua sepertinya menjadi pertimbangan Sang Captain.

Menerima tampuk kepemimpinan sebagai Kapten Persipura dari legenda hidup Persipura, Eduard Ivakdalam, menjadi tantangan berat bagi Bochi. Bersama dengan Jack Komboy, pada 25 Oktober 2005, bochi pernah dihukum dilarang main selama satu tahun di laga nasional maupun Internasional karena terbukti menendang wasit pada pertandingan antara Persipura melawan Persebaya 12 September 2005. Menjadi Kapten tentu saja harus bisa mengontrol emosi dan memimpin rekan-rekannya. Hingga Pekan 21 ISL 2010/2011, Bochi sanggup menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Tidak hanya menjadi pemimpin tapi Bochi juga menjadi motivator bagi rekan-rekannya untuk mendulang poin. Terbukti, Persipura saat ini merajai Indonesia Super League dengan 47 Poin, jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya. Tidak hanya di laga ISL, pada laga AFC Cup, Bochi mendapat pengakuan dari pelatih-pelatih tim lawan.

Seusai kemenangan sensasional dan bersejarah atas Chonburi FC di Stadion Mandala 13 April 2011, ketika rekan-rekannya terbawa euforia kemenangan, Sang Kapten malah mengingatkan teman-temannya untuk tetap fokus. Hal luar biasa yang ditunjukkan pemain yang baru berusia 25 Tahun.

Bersama Persipura Jayapura, klub kebanggaan masyarakat Papua, Boaz telah menunjukkan pada dunia, tidak hanya Indonesia, bahwa Tanah Papua memiliki talenta-talenta pesepakbola yang luar biasa. Ditempa dengan berbagai masalah dan cedera, penampilannya semakin berkilau.

Bermain di stadion semegah Nou Camp atau Old Trafford mungkin menjadi impian setiap pesepakbola di dunia. Tetapi barangkali buat Bochi, mencetak gol di Stadion Mandala masih menjadi hal yang diimpikan dan disyukurinya. Terlepas dari keputusan Bochi di masa depan, bermain di mana saja, Kau dan Persipura telah berhasil mengangkat Harkat dan Martabat kami orang Papua. Terimakasih Captain.